Atap Ruang Jemuran Otomatis
1. Tujuan [kembali]
a. Mengetahui pengertian
Sensor LDR dan Rain Sensor
b. Mengetahui Simulasi
rangkaian sensor LDR dan Rain Sensor dengan proteus
c. Mengetahui tabel
kebenaran dari jenis gerbang logika yang digunakan
2. Alat dan Bahan [kembali]
Alat:
1. Power Suply
Power Supply atau dalam
bahasa Indonesia disebut dengan Catu Daya adalah suatu alat listrik yang dapat
menyediakan energi listrik untuk perangkat listrik ataupun elektronika lainnya.
2. Voltmeter DC
Difungsikan guna mengukur
besarnya tegangan listrik yang terdapat dalam suatu rangkaian listrik. Dimana,
untuk penyusunannya dilakukan secara paralel sesuai pada lokasi komponen yang
sedang diukur.
Bahan:
1. Resistor
Resistor merupakan komponen
Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang
berfungsi untuk membatasi dan mengatur besarnya arus yang mengalir dalam
rangkaian.
Spesifikasi Resistor yang
digunakan:
Resistor 10k
Resistor 2k
Data sheet resistor:
2. Diode
Dioda adalah komponen
elektronika yang terdiri dari dua kutub dan berfungsi menyearahkan arus.
Komponen ini terdiri dari penggabungan dua semikonduktor yang masing-masing
diberi doping (penambahan material) yang berbeda, dan tambahan material konduktor
untuk mengalirkan listrik.
Karakteristik Dioda:
3.Transistor(BC547)
Berfungsi sebagai penguat,
sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan,
dan modulasi sinyal. Pada rangkaian water level sensor ini transistor hanya
digunakan sebagai saklar, dengan adanya arus di base maka transistor akan
"on" sehingga akan ada arus dari kolektor ke emitor.
Spesifikasi Transistor:
1. DC Current gain(hfe)
maksimal 800
2. Arus Collector
kontinu(Ic) 100mA
3. Tegangan
Base-Emitter(Vbe) 6V
4. Arus Base(Ib) maksimal
5mA
Data Sheet Transistor
Grafik Respon:
4. OP AMP
Operational Amplifier atau
Op-Amp adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai penguat sinyal input
baik DC maupun AC
Konfigurasi Pin OP-Amp
Gelombang input dan output
op amp
5.Gerbang Logika OR (IC
7432)
Gerbang OR atau disebut juga
"OR GATE" adalah jenis gerbang logika yang memiliki dua input
(Masukan) dan satu output (keluaran). Meskipun memiliki pengertian yang sama
dengan gerbang OR tapi memiliki perbedaan pada simbol dan tabel kebenaran.
Data Sheet IC 7432:
6. Gerbang Logika XOR ( IC 4030)
Konfigurasi pin IC 4030:
DataSheet IC 4030
7. Logic State
Gerbang Logika (Logic Gates) adalah sebuah entitas untuk
melakukan pengolahan input-input yang
berupa bilangan biner (hanya terdapat 2 kode bilangan biner yaitu, angka 1 dan
0) dengan menggunakan Teori Matematika Boolean sehingga dihasilkan sebuah
sinyal output yang dapat digunakan untuk proses berikutnya.
8. Sensor LDR
LDR (Light Dependent
Resistor) merupakan salah satu komponen resistor yang nilai resistansinya akan
berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang mengenai sensor ini.
Konfigurasi pin:
Pin 1 : Electrical contact
Pin 2 : Electrical contact
Grafik Respon:
Spesifikasi:
Data Sheet LDR:
9. Sensor Rain
Rain sensor merupakan sensor yang berfungsi untuk mendeteksi hujan turun atau tidak. Intinya sensor ini jika terkena air pada papan sensornya maka resistansinya akan berubah, semakin banyak semakin kecil dan sebaliknya.
Konfigurasi pin:
2. GND: ground
3. DO: high/low output
4. AO: analog output
Spesifikasi
1. Mengadopsi bahan dua sisi RF-04
berkualitas tinggi
2. Area: pelat nikel 5cm x 4cm di
samping
3. Anti-oksidasi,
anti-konduktivitas, dengan waktu penggunaan yang lama
4. Potensiometer menyesuaikan
sensitivitas
5. Tegangan bekerja 5V
6. Format keluaran: Output
switching digital (0&1) dan output tegangan analog AO
7. Ukuran PCB papan kecil: 3,2 cm x
1,4 cm
8. Menggunakan komparator LM393
tegangan lebar
Data
Sheet Sensor Hujan
10. 7 Segment Anoda
Layar tujuh segmen adalah salah satu perangkat layar untuk menampilkan sistem angka desimal yang merupakan alternatif dari layar dot-matrix. Layar tujuh segmen ini sering kali digunakan pada jam digital, meteran elektronik, dan perangkat elektronik lainnya yang menampilkan informasi numerik.
Data Sheet Seven segment:
11.
IC Counter (IC74193)
Sedangkan IC 74193 adalah IC up/down counter yang
mencacah dari 0000 s/d 1111 biner atau 0 s/d 15 desimal. Untuk memudahkan
pemilihan operasi apakah pencacah naik atau pencacah turun maka dibuat suatu
rangkaian kendali yang memanfaatkan gerbang-gerbang logika.
Konfigurasi pin IC 74193:
12. Decoder (IC 7447)
IC 7447, merupakan IC TTL Decoder BCD to 7 Segment. IC ini berfungsi untuk mengubah kode bilangan biner BCD (Binary Coded Decimal) menjadi data tampilan untuk penampil/display 7 segment yang bekerja pada tegangan TTL (+5 volt DC).
konfigurasi pin:
Data Sheet Decoder:13.Relay
Relay adalah komponen yang berfungsi untuk mengalirkan
arus listrik yang besar dengan menggunakan kendali listrik arus kecil. Relay
memiliki fungsi sebagai saklar atau elektromagnetik switch yang mana
dikendalikan oleh magnet listrik.
Konfigurasi pin relay:
Spesifikasi Relay:
14. Motor DC
Digunakan untuk output dari rangkaian dan berjalan jika
sensor infrared berlogika 1
Grafik Motor DC:
Spesifikasi item:
o Tanpa kecepatan beban 12000 ± 15% rpm
o Tidak ada arus beban =280mA
o Tegangan operasi 1.5 - 9 VDC
o Mulai Torsi =250g.cm (menurut blade yang
dikembangkan sendiri)
o mulai saat ini =5A
o Resistansi Isolasi di atas 10O antara casing
dan terminal DV 100V
o Arah Rotasi CW: Terminal [+] terhubung ke
catu daya positif, terminal [-] terhubung ke nagative
o daya, searah jarum jam dianggap oleh arah
poros keluaran
o celah poros 0,05-0,35mm
15. Lampu
Lampu adalah sumber cahaya
buatan yang dihasilkan melalui penyaluran arus listrik melalui filamen yang
kemudian memanas dan menghasilkan cahaya.
Spesifikasi lampu yang
digunakan : 12 V
3. Dasar Teori [kembali]
1.Resistor
Resistor merupakan komponen
pasif yang memiliki nilai resistansi tertentu dan berfungsi untuk menghambat
jumlah arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian. Resistor dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya resistor nilai tetap (fixed
resistor), resistor variabel (variabel resistor), thermistor, dan LDR.
Cara membaca nilai resistor
Cara menghitung nilai
resistansi resistor dengan gelang warna :
1. Masukan angka langsung
dari kode warna gelang pertama.
2. Masukan angka langsung
dari kode warna gelang kedua.
3. Masukan angka langsung
dari kode warna gelang ketiga.
4. Masukkan jumlah nol dari kode warna gelang
ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10^n).
5. Gelang terakhir merupakan
nilai toleransi dari resistor
2. Diode
Cara Kerja Dioda:
Secara sederhana, cara kerja
dioda dapat dijelaskan dalam tiga kondisi, yaitu kondisi tanpa tegangan
(unbiased), diberikan tegangan positif (forward biased), dan tegangan negatif
(reverse biased).
a. tanpa tegangan
Pada kondisi tidak diberikan
tegangan akan terbentuk suatu perbatasan medan listrik pada daerah P-N
junction. Hal ini terjadi diawali dengan proses difusi, yaitu bergeraknya
muatan elektro dari sisi n ke sisi p.
b. kondisi forward bias
Pada kondisi ini, bagian
anoda disambungkan dengan terminal positif sumber listrik dan bagian katoda
disambungkan dengan terminal negatif. Adanya tegangan eksternal akan
mengakibatkan ion-ion yang menjadi penghalang aliran listrik menjadi tertarik
ke masing-masing kutub. Ion-ion negatif akan tertarik ke sisi anoda yang
positif, dan ion-ion positif akan tertarik ke sisi katoda yang negatif.
c. kondisi reverse bias
Pada kondisi ini, bagian
anoda disambungkan dengan terminal negatif sumber listrik dan bagian katoda
disambungkan dengan terminal positif. Adanya tegangan eksternal akan
mengakibatkan ion-ion yang menjadi penghalang aliran listrik menjadi tertarik
ke masing-masing kutub.
3. Transistor
Transistor NPN
Pada transistor NPN,
semikonduktor tipe-P diapit oleh dua semikonduktor tipe-N. Transistor NPN juga
dapat dibentuk dengan menghubungkan anoda dari dua dioda sebagai base dan
katoda sebagai kolektor dan emitor. Arus mengalir dari kolektor ke emitor
karena potensial kolektor lebih besar daripada base dan emitor.
Transistor PNP
Pada transistor PNP,
semikonduktor tipe-N diapit oleh dua semikonduktor tipe-P. Transistor PNP juga
dapat dibentuk dengan menghubungkan katoda dari dua dioda sebagai base dan
anoda sebagai kolektor dan emitor. Hubungan emitter-base foward bias sementara collector-base
reverse bias. Jadi, arus mengalir dari emitor ke kolektor karena potensial
emitor lebih besar daripada base dan kolektor.
Transistor sebagai saklar
Jika ada arus yang cukup
besar di kaki basis, transistor akan mencapai titk jenuh (saturasi). Pada titk
jenuh ini transistor mengalirkan arus secara maksimum dari kolektor ke emitor
sehingga transistor seolah-olah short pada hubungan kolektor-emitor. Jika arus
base sangat kecil maka kolektor dan emitor bagaikan saklar yang terbuka. Pada
kondisi ini transistor dalam keadaan cut-off sehingga tidak ada arus dari
kolektor ke emitor. Nilai resistor terhubung ke base (Rb) dapat dihitung
dengan;
Rb = Vbe / Ib
Transistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguat
jika bekerja dalam daerah aktif. Tegangan, arus, dan daya dapat diperkuat
dengan beberapa konfigurasi seperti common emitter, common colector, dan common
base.
DC Current Gain = Collector
Current (Ic) / Base Current (Ib)
4. IC OP-AMP
Penguat operasional atau
yang dikenal sebagai Op-Amp merupakan suatu rangkaian terintegrasi atau IC yang
memiliki fungsi sebagai penguat sinyal, dengan beberapa konfigurasi. Secara
ideal Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang tak berhingga serta
impedansi keluaran sama dengan nol. Dalam prakteknya, Op-Amp memiliki impedansi
masukan dan penguatan yang besar serta impedansi keluaran yang kecil.
Op-Amp memiliki beberapa
karakteristik, diantaranya:
a. Penguat tegangan tak
berhingga (AV = ~)
b. Impedansi input tak
berhingga (rin = ~)
c. Impedansi output nol (ro
= 0) d. Bandwidth tak berhingga (BW = ~)
d. Tegangan offset nol pada
tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0)
Rangkaian Dasar OP AMP
a. OP AMP Inverting
Penguatan yang outputnya
berbeda fasa 180° dengan inputnya, bila input positif maka output akan menjadi
negatif.
Vout = - (Rf / R1) Vin
b. OP AMP Non Inverting
Penguatan yang outputnya
sama dengan input yaitu tidak ada pembalikan fasa.
Vout = Vin (1 + Rf / Rin)
5. Gerbang Logika OR (IC 7432)
Gerbang Logika OR memerlukan 2 atau lebih Masukan (Input)
untuk menghasilkan 1 Keluaran (Output). Gerbang OR akan menghasilkan Keluaran 1
jika salah satu dari Masukan bernilai Logika 1 dan apabila pada gerbang OR menghasilkan Keluaran (Output) Logika 0, maka
semua Masukan (Input) harus bernilai Logika 0.
Tabel kebenaran pada tabel
diatas menggambarkan fungsi OR inklusi. Gerbang OR memilki keluaran (ouput)
bernilai RENDAH bila semua masukan (input) adalah bernilai RENDAH. Kolom
keluaran pada tabel memperlihatkan bahwa hanya baris 1 pada tabel kebenaran OR
yang menimbulkan keluaran 0, sedangkan semua baris lain menimbulkan keluaran 1.
6. Gerbang Logika XOR ( IC 4030)
Gerbang Ex-OR adalah kombinasi dari gerbang-gerbang
logika yang komplek yang digunakan untuk membentuk rangkaian logika aritmatika,
komparator dan rangkaian untuk mendeteksi error.
Gerbang logika Ex-OR disimbolkan seperti pada gambar
berikut ini.
Dalam bentuk aljabar Boolean, logika Ex-OR dapat
dituliskan seperti berikut ini.
rumus exor
atau dapat juga aljabar boolean untuk Ex-OR dijabarkan
sebagai berikut ini:
rumus exor2
Tabel kebenaran untuk logika Ex-OR adalah
Gerbang logika Ex-OR
biasanya digunakan untuk membuat rangkaian operasi aritmatika dan perhitungan khusus Adder dan
Half-Adder. Gerbang logika Ex-OR dapat berfungsi sebagai “carry-bit” atau
sebagai kontroller inverter, di mana salah satu input melewatkan data biner dan
input lainnya berfungsi sebagai pemberi signal kontrol.
IC gerbang logika Ex-OR
antara lain :
IC TTL seri 74LS86 Quad 2
input Ex-OR
IC CMOS seri 4030 Quad 2 input EX-OR
7. Logic State
status logika Pengertian
logis, benar atau salah, dari sinyal biner yang diberikan. Sinyal biner adalah
sinyal digital yang hanya memiliki dua nilai yang valid. Dalam istilah fisik,
pengertian logis dari sinyal biner ditentukan oleh level tegangan atau nilai
arus sinyal, dan ini pada gilirannya ditentukan oleh teknologi perangkat. Dalam
sirkuit TTL, misalnya, keadaan sebenarnya diwakili oleh logika 1, kira-kira
sama dengan +5 volt pada garis sinyal; logika 0 kira-kira 0 volt. Tingkat
tegangan antara 0 dan +5 volt dianggap tidak ditentukan.
8. Sensor Rain
Sensor hujan adalah jenis
sensor yang berfungsi untuk mendeteksi terjadinya hujan atau tidak, yang dapat
difungsikan dalam segala macam aplikasi
dalam kehidupan sehari – hari. Dipasaran sensor ini dijual dalam bentuk module
sehingga hanya perlu menyediakan kabel jumper untuk dihubungkan ke
mikrokontroler atau Arduino.
Prinsip kerja dari module
sensor ini yaitu pada saat ada air hujan turun dan mengenai panel sensor maka
akan terjadi proses elektrolisasi oleh air hujan. Dan karena air hujan termasuk
dalam golongan cairan elektrolit yang dimana cairan tersebut akan menghantarkan
arus listrik.
Pada sensor hujan ini
terdapat ic komparator yang dimana output dari sensor ini dapat berupa logika
high dan low (on atau off). Serta pada modul sensor ini terdapat output yang
berupa tegangan pula. Sehingga dapat dikoneksikan ke pin khusus Arduino yaitu
Analog Digital Converter.
Dengan singkat kata, sensor
ini dapat digunakan untuk memantau kondisi ada tidaknya hujan di lingkungan
luar yang dimana output dari sensor ini dapat berupa sinyal analog maupun
sinyal digital.
Spesifikasi sensor hujan :
a. Sensor ini bermaterial dari
FR-04 dengan dimensi 5cm x 4cm berlapis nikel dan dengan kualitas tinggi pada
kedua sisinya
· b.Pada lapisan module
mempunyai sifat anti oksidasi sehingga tahan terhadap korosi
· c.Tegangan kerja
masukan sensor 3.3V – 5V
· d. Menggunakan IC
comparator LM393 yang stabil
·
e.Output dari modul
comparator dengan kualitas sinyal bagus lebih dari 15mA
·
f. Dilengkapi lubang
baut untuk instalasi dengan modul lainnya
·
g.Terdapat
potensiometer yang berfungsi untuk mengatur sensitifitas sensor
·
h.Terdapat 2 Output
yaitu digital (0 dan 1) dan analog (tegangan)
·
i. Dimensi PCB yaitu 3.2
cm x 1.4 cm
9. Sensor LDR
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan salah satu
komponen resistor yang nilai resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan
intensitas cahaya yang mengenainya. LDR juga dapat digunakan sebagai sensor
cahaya. Nilai resistansi dari LDR bergantung pada intensitas cahaya. Semakin
tinggi intensitas cahaya (siang hari) yang mengenainya, maka semakin kecil
nilai resistansinya. Sebaliknya semakin rendah
intensitas cahaya (malam hari) yang mengenainya, maka
semakin besar nilai resistansinya.
Secara umum, sensor LDR memiliki nilai hambatan 200 Kilo
Ohm saat intensitas cahaya rendah (malam hari) dan akan menurun menjadi 500 Ohm
saat intensitas cahaya tinggi (siang hari).Umumnya sensor LDR digunakan pada
rangkaian lampu otomatis pada rumah, taman, dan jalan raya.
Karakteristik sensor LDR
-Laju Recovery
Laju recovery merupakan suatu ukuran praktis dan suatu
kenaikan nilai resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam
K/detik, untuk LDR tipe arus harganya lebih besar dari 200K/detik(selama 20
menit pertama mulai dari level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih
tinggi pada arah sebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang
yang memerlukan waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai
den-gan level cahaya 400 lux.
-Respon Spektral
Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) tidak
mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang
jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus
listrik yaitu tembaga, aluminium, baja, emas dan perak. Dari kelima bahan tersebut
tembaga merupakan penghantar yang paling banyak, digunakan karena mempunyai
daya hantaryang baik.
Kurva antara intensitas cahaya dan resistansi:
karakteristrik umum dari sensor cahaya LDR adalah sebagai
berikut :
1. Tegangan
maksimum (DC): 150V
2. Konsumsi
arus maksimum: 100mW
3. Tingkatan
Resistansi/Tahanan : 10O sampai 100KO
4. Puncak
spektral: 540nm (ukuran gelombang cahaya)
5. Waktu Respon
Sensor : 20ms – 30ms
6. Suhu operasi:
-30° Celsius – 70° Celcius
10. 7 Segment Anoda
Seven segment merupakan
bagian-bagian yang digunakan untuk menampilkan angka atau bilangan decimal.
Seven segment tersebut terbagi menjadi 7 batang LED yang disusun membentuk
angka 8 dengan menggunakan huruf a-f yang disebut DOT MATRIKS. Setiap segment ini
terdiri dari 1 atau 2 LED (Light Emitting Dioda). Seven segment bisa menunjukan
angka-angka desimal serta beberapa bentuk tertentu melalui gabungan aktif atau
tidaknya LED penyususnan dalam seven segment.
Supaya memudahkan
penggunaannnya biasanya memakai sebuah sebuah seven segment driver yang akan
mengatur aktif atau tidaknya led-led dalam seven segment sesuai dengan inputan
biner yang diberikan. Bentuk tampilan modern disusun sebagai metode 7 bagian
atau dot matriks. Jenis tersebut sama dengan namanya, menggunakan sistem tujuh
batang led yang dilapis membentuk angka 8 seperti yang ditunjukkan pada gambar
di atas. Huruf yang dilihatkan dalam gambar itu ditetapkan untuk menandai
bagian-bagian tersebut.
Dengan menyalakan beberapa
segmen yang sesuai, akan dapat diperagakan digit-digit dari 0 sampai 9, dan
juga bentuk huruf A sampai F (dimodifikasi). Sinyal input dari switches tidak
dapat langsung dikirimkan ke peraga 7 bagian, sehingga harus menggunakan
decoder BCD (Binary Code Decimal) ke 7 segmen sebagai antar muka. Decoder
tersebut terbentuk dari pintu-pintu akal
yang masukannya berbetuk digit BCD dan keluarannya berupa saluran-saluran untuk
mengemudikan tampilan 7 segmen.
Tabel Pengaktifan Seven
Segment Display
11. IC Counter (IC74193)
Pencacah naik (atau kadang disebut pencacah maju) adalah
pencacah yang urutan pencacahannya dari kecil ke besar, sedangkan sebaliknya
pencacah turun (atau kadang disebut pencacah mundur) mencacah dari nilai tinggi
ke rendah.
Untuk keperluan praktis, terdapat dua jenis IC pencacah
naik dan turun yang sering digunakan yaitu IC 74192 dan 74193. IC counter 74192
adalah decade up/down counter yang mencacah dari nilai 0000 s/d 1001 biner atau
0 s/d 9 desimal. Sedangkan IC 74193 adalah IC up/down counter yang mencacah
dari 0000 s/d 1111 biner atau 0 s/d 15 desimal.
IC BCD 7447 merupakan IC yang bertujuan mengubah data BCD (Binary Coded Decimal) menjadi suatu data keluaran untuk seven segment. IC 7447 yang bekerja pada tegangan 5V ini khusus untuk menyalakan seven segment dengan konfigurasi common anode. Sedangkan untuk menyalakan tampilan seven segment yang bekerja pada konfigurasi common cathode menggunakan IC BCD 7448.
IC ini sangat membantu untuk
meringkas masukan seven segmen dengan jumlah 7 pin, sedangkan jika menggunakan
BCD cukup dengan 4 bit masukan. IC BCD bisa juga disebut dengan driver seven
segment. Berikut konfigurasi Pin IC 7447.
Konfigurasi Pin Decoder:
a. Pin Input IC BCD, memiliki
fungsi sebagai masukan IC BCD yang terdiri dari 4 Pin, nama pin masukan BCD
dilangkan dengan huruf kapital yaitu A, B, C
dan D. Pin input berkeja dengan logika High=1.
b. Pin Ouput IC BCD, memiliki
fungsi untuk mengaktifkan seven segmen sesuai data yang diolah dari pin input.
Pin output berjumlah 7 pin yang namanya dilambangkan dengan aljabar huruf kecil
yaitu, b, c, d, e, f dan g. Pin Output bekerja dengan logika low=0. Karena
itulah IC 7447 digunakan untuk seven segment common anode.
c. Pin LT (Lamp Test) memiliki
fungsi untuk mengaktifkan semua output menjadi aktif low, sehingga semua led
pada seven segmen menyala dan menampilkan angka 8. Pin LT akan aktif jika
diberi logika low. Pin ini juga digunakan untuk mengetes kondisi LED pada seven
segment.
d. Pin RBI (Ripple Blanking
Input) memiliki fungsi untuk menahan data input (disable input), pin RBI akan
aktif jika diberi logika low. Sehingga seluruh pin output akan berlogika High,
dan seven segment tidak aktif.
e. Pin RBO (Ripple blanking Output)
memiliki fungsi untuk menahan data output (disable output), pin RBO ini akan
aktif jika diberikan logika Low. Sehingga seluruh pin output akan berlogika
High, dan seven segment tidak aktif.
Pada aplikasi IC dekoder
7447, ketiga pin (LT, RBI dan RBO) harus diberi logika HIGH=1 agar tidak aktif.
Baik IC 7447 atau 7448 pada bagian output perlu dipasang resistor untuk
membatasi arus yang keluar sehingga led pada seven segment bekerja secara
optimal. Berikut ini rangkaian IC dekoder 7448 untuk konfigurasi seven segment
common cathode.
13. Relay
Relay adalah Saklar (Switch)
yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical
(Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil)
dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip
Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik
yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih
tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50
mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk
menghantarkan listrik 220V 2A.
Ada besi atau yang disebut
dengan nama inti besi dililit oleh sebuah kumparan yang berfungsi sebagai
pengendali. Sehingga kumparan kumparan
yang diberikan arus listrik maka akan menghasilkan gaya elektromagnet. Gaya tersebut selanjutnya akan menarik angker
untuk pindah dari biasanya tutup ke buka normal. Dengan demikian saklar menjadi pada posisi
baru yang biasanya terbuka yang dapat menghantarkan arus listrik. Ketika armature sudah tidak dialiri arus
listrik lagi maka ia akan kembali pada posisi awal, yaitu normal close.
Fitur:
1. Tegangan pemicu (tegangan
kumparan) 5V
2. Arus pemicu 70mA
3. Beban maksimum AC 10A @
250 / 125V
4. Maksimum baban DC 10A @
30 / 28V
5. Switching maksimum
14. Motor DC
Terdapat dua bagian utama
pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah bagian
motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan
kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini
terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi
beberapa komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet),
Poles (kutub motor), Field winding (kumparan medan magnet), ArmatureWinding
(Kumparan Jangkar), Commutator (Komutator)dan Brushes (kuas/sikat arang).
Pada prinsipnya motor
listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus
listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan
bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang bersifat
selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara
kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan
bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang
menyebabkan pergerakan kumparan berhenti
Untuk menggerakannya lagi,
tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan kutub magnet, arah arus pada
kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara kumparan akan berubah menjadi
kutub selatan dan kutub selatannya akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat
perubahan kutub tersebut terjadi, kutub selatan kumparan akan berhadap dengan
kutub selatan magnet dan kutub utara kumparan akan berhadapan dengan kutub
utara magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi tolak menolak sehingga
kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan dengan selatan
magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada saat ini, arus
yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan akan berputar lagi karena
adanya perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang hingga arus listrik pada
kumparan diputuskan.
15. Lampu
Light Emitting Diode atau
sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat
memancarkan cahaya monokromatik ketika
diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan
semikonduktor.
4. Percobaan [kembali]
a. Prosedur Percobaan
1. Siapkan semua alat dan
bahan yang diperlukan
2. Disarankan agar membaca
datasheet setiap komponen
3. Cari komonen yang
diperlukan di library proteus
4. pasang Gerbang OR, XOR, dan
Sensor Rain, LDR resistor , IC 74193 ,seven segment, decoder, relay,
motor dc, logic state, Lampu dan power suply sesuai gambar rangkaian dibawah
6. Atur nilai resistor serta
logic state
7. Coba dijalankan rangkaian
apabila ouput hidup(motor dc,lampu,led) dan seven segment menyala maka
rangkaian bisa digunakan
b. Rangkaian Simulasi
Kondisi dimana jika hari hujan maka sensor rain akan berlogika 1 sehingga menyalakan buzzer dan menutup atap jemuran yang dicounter down dengan IC74193 dimulai dari angka 3. Akan tampil pada seven segment angka 2 yang menandakan hari hujan.
c. Prinsip kerja
1. Apabila sensor LDR berlogika 1 dan sensor hujan berlogika 0, maka atap akan otomatis terbuka
2. Apabila Sensor hujan mendeteksi adanya air/hujan dan sensor LDR tidak mendeteksi cahaya, maka atap akan otomatis tertutup dan buzzer akan berbunyi
3. Apabila sensor LDR dan sensor Hujan berlogika 1, maka atap tidak akan mengalamii perubahan dari terakhir kali kondisi atap tersebut, namun buzzer akan berbunyi
4. Apabila sensor LDR dan sensor hujan berlogika 0, maka tidak akan terjadi apa-apa
d. Video
5. Download File
Download Datasheet Rain sensor
Download Data SheetTransistor BC547
Data Sheet Gerbang XOR (IC 4030)
Data Sheet Gerbang OR(IC 7432)
Download Data Decoder (IC7447)
No comments:
Post a Comment